Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Effika Nurningtyas Putri, berjudul Metabolic Syndrome and Abnormal Electrocardiographic Frontal QRS-T Angle in Indonesian Patients, telah dipublikasikan di CardioMetabolic Syndrome Journal (CMSJ), jurnal resmi Korean Society of Cardiometabolic Syndrome. Studi ini mengkaji hubungan antara sindrom metabolik (MetS) dan abnormalitas pada sudut QRS-T frontal sebagai indikator penyakit kardiovaskular (CVD). Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun MetS tidak secara signifikan berkorelasi dengan sudut QRS-T abnormal, hipertensi menjadi prediktor utama untuk kondisi ini.
Dalam studi yang melibatkan 1.017 partisipan dewasa Indonesia, ditemukan bahwa prevalensi MetS mencapai 51%, dengan komponen utama berupa hipertensi (87,5%). Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa usia di atas 60 tahun dan hipertensi memiliki pengaruh signifikan terhadap abnormalitas sudut QRS-T frontal, meskipun hubungan langsung antara MetS secara keseluruhan dan abnormalitas sudut ini tidak signifikan secara statistik. Temuan ini menyoroti pentingnya pengelolaan hipertensi untuk mencegah risiko lebih lanjut pada kesehatan kardiovaskular.
Penelitian ini relevan dengan tujuan Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya SDG 3: Good Health and Well-being. Dengan fokus pada pencegahan penyakit kardiovaskular yang terkait dengan sindrom metabolik dan hipertensi, penelitian ini mendukung upaya untuk mengurangi kematian akibat penyakit tidak menular serta meningkatkan akses terhadap layanan kesehatan preventif di Indonesia.