Sejarah : Departemen Kardiologi dan Pembuluh Darah
Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular Fakultas Kedokteran UGM merupakan bagian paling muda di lingkungan FK UGM, yang berdiri berdasarkan SK Dekan FK UGM No UGM/KU/5 136/UM/01/39, tanggal 1 November 2004. Peresmian Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular dilakukan pada tanggal 28 Desember 2004.
Pada tahun 1950-an Kardiologi masih merupakan satu kesatuan dengan bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UGM, belum merupakan suatu lembaga yang berdiri sendiri. Berdirinya bagian ini melalui sejarah panjang dan tidak dapat dilepaskan dari sosok Dr. Ny. Poestika Sastroamidjojo, Internis, dan Kepala Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UGM. Dalam Kongres Persatuan Ahli Penyakit Dalam (KOPAPDI) II tahun 1973 di Surabaya diputuskan bahwa untuk menjadi Pusat Pendidikan Spesialis Ilmu Penyakit Dalam harus memiliki 7 seksi / subbagian. Menindaklanjutl keputusan tersebut, Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UGM membentuk 7 seksi guna memenuhi persyaratan, dimana salah satu seksinya adalah Seksi Kardiovaskular dan diketuai oleh Dr Poestika Sastroamidjojo, dibantu Dr. Winarni Hudoro, Internis.
Pada tahun 1974, dr. Ny Poestika Sastroamidjojo, lnternis, menjabat sebagai Kepala Bagian Ilmu Penyakit Dalam merangkap sebagai Kepala Seksi Kardiovaskular Mulai saat itu beliau mengangkat beberapa staf baru di Seksi Kardiovaskular, yaitu dr. Bambang lrawan SpPD (tahun 1978), dr. Suhandiman SpPD (tahun 1983), dan dr RM. Sarodja SpPD (tahun 1987).
Pada tahun 1989, dr. Ny. Poestika Sastroamidjojo, SpPD-KKV purna tugas dan pengganti kepala seksi Kardiovaskular adalah dr. Bambang Irawan, SpPD. Sejak itu seksi Kardiovaskular disebut Sub Bagian Kardiologi Bagian llmu Penyakit Dalam FK UGM.
Pada tahun 1994, Direktur RSUP Dr. Sardjito, dr Ahmad Sujudi, SpB, MHA, mulai meningkatkan pelayanan di bidang penyakit jantung dengan pembentukan SMF Jantung dan lnstalasi Rawat Jantung (IRJAN). Ketua SMF Jantung dijabat oleh dr. Suhandiman, SpPD-KKV dan Kepala Instalasi Rawat Jantung dr RM. Sarodja SpPD. Pada tahun 1992, dr. RM. Arjono, SpPD, SpJP menjadi staf baru di SMF Jantung/SubBagian Kardiologi RSUP Dr. Sardjito/FK UGM.
Pada tahun 1994 dicanangkan bahwa pelayanan penyakit jantung merupakan salah satu unggulan pelayanan di RSUP Dr. Sardjito. Sebagai findak lanjut pencanangan tersebut mulai dirintis kerjasama untuk pengembangan kardiologi dengan beberapa pusat pelayanan penyakit jantung diantaranya RS Jantung Harapan Kita Jakarta dan OLVG Belanda. Kerjasama ini meliputi pengembangan dibidang diagnostik invasif berupa penyadapan jantung dengan menggunakan C- Arm sederhana, yang ditindak lanjufi dengan prosedur 50 kasus bedah jantung secara Cuma-cuma, dimana operasi jantung terbuka pertama kali dilakukan pada Januari 1995. Kerjasama dalam bentuk pengiriman staf untuk dididik di pusat-pusat tersebut ataupun pembimbingan ke RS Dr. Sardjito.
Pada tahun 1999 RSUP Dr Sardjito mendapatkan hibah dari Departemen Kesehatan berupa satu unit perangkat kateterisasi merk Philips, sehingga dimulailah pemeriksaan angiografi koroner untuk yang pertama kali. Pada tahun 2000 RSUP Dr Sardjito dinyatakan mandiri untuk Operasi Bedah Jantung terbuka. Prosedur percutaneous coronary intervention (PCI) pertama kali dilakukan pada bulan Oktober 2001, dan pada tahun 2004 sudah mandiri dibidang kardiologi intervensi. Di bawah Direktur Utama RS Dr. Sardjito, dr. Sri Endarini, MPH, pengembangan pelayanan Jantung semakin meningkat, pada 3 Maret 2004 diresmikan Pusat Jantung Terpadu (PJT) RSUP Dr. Sardjito oleh Menteri Kesehatan RI dr. Achmad Suyudi, SpB, MHA.
Berawal dari sub bagian Kardiologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam beberapa staf yang direkrut lagi yaitu, dr. Soegiyanto Somomarto Sp.PD (alm) dan dr. Budi Yuli Setianto, SpPD (1995), dr Lucia Kris Dinarti, SpPD (1999), dr. Putrika P.R. Gharini (1999), dr. Irsad Andi Arso, SpPD (1999), dr. Hasanah Mumpuni SpPD (2002), dan dr. Hariadi Hariawan SpPD (2002). SMF Jantung, yang merupakan bagian dari Komite Medik RSUP Dr. Sardjito yang pada awalnya beranggotakan staf sub bagian kardiologi bagian Ilmu Penyakit Dalam. Pada akhirnya setelah berbentuk Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, maka keanggotaan SMF Jantung menyesuaikan dengan anggota bagian. Pada tahun 2003 menambah staf dr. Nahar Taufik, SpJP tahun (2003).
Pada tahun 2004 dibentuk Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UGM, dengan staf yang terdiri dari staf sub bagian kardiologi bagian llmu Penyakit Dalam dan SMF Jantung RSUP Dr. Sardjito. Penambahan staf Bagian berikutnya adalah dr. Vita Yanti Anggraeni (2006), dr. Anggoro Budi Hartopo (2007), dr. Dyah Wulan Anggraheni, PhD (2008), dr. Erika Maharani, SpJP (2008), dan Prof. DR. dr. Abdus Samik Wahab, SpA (K), SpJP(K) (2010).
Pada rapat Kolegium Kardiovaskular PERKI, di Denpasar Bali 27 Februari 2004 direncanakan pembentukan Pusat Pendidikan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh darah, dan berdasarkan kemampuan baik staf dan didukung fasilitas yang memadai, maka FK UGM merupakan salah satu calon di rekomendasikan untuk mempersiapkan diri menjadi Pusat PPDS I tersebut Untuk mendukung rencana tersebut dan sebagai salah satu persyaratannya maka dibentuklah Bagian Kardiologi berdasarkan SK Dekan FK UGM No UGM/KU/5 136/UM/01/39, yang ditetapkan pada tanggal 1 November 2004. RSUP Dr. Sardjito – Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UGM telah menjadi pusat pendidikan Spesialisasi Jantung dan Pembuluh Darah mulai tahun 2006. Pada bulan September 2008 telah dilakukan visitasi dari Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK Ul dan dilanjutkan visitasi dari Kolegium IKKI, dan telah direkomendasikan bahwa Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UGM menjadi pusat pendidikan spesialisasi Jantung dan Pembuluh Darah Kategori I serta pada September 2009 telah ditetapkan oleh Senat UGM sebagai tempat Program Pendidikan Spesialis I Jantung dan Pembuluh Darah. Sejak dibentuknya Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular pada tahun 2004 dan telah dilakukan visitasi oleh Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UI berserta Kolegium, maka pada tahun 2007 Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UGM sudah mulai mendidik dokter spesialis I Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah dengan peserta didik saat itu masih berstatus dari FK UI Jakarta (belum berstatus mandiri). Pada bulan September 2008 telah dilakukan visitasi Kembali dari Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UI, dan telah direkomendasikan bahwa Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UGM menjadi Pusat Pendidikan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Kategori I. Berdasarkan Keputusan Rektor No: 418/P/SK/HT/2009, maka Bagian Kardiologi dan Kedokteran Vaskular FK UGM ditetapkan sebagai tempat Pendidikan bagi Program Pendidikan Dokter Spesialis I (PPDS-1) Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK UGM pada tanggal 28 Oktober 2009. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito ditetapkan pula sebagai rumah sakit Pendidikan utama untuk PPDS-1 Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah.
Pada tahun 2020, sejalan dengan pergantian nomenklatur Kolegium, maka Prodi Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah berubah nama menjadi Prodi Spesialis-1 Jantung dan Pembuluh Darah. Nama PS Jantung dan Pembuluh FK-KMK UGM telah disahkan oleh Rektor UGM tahun 2020. Pada akreditasi LAMPTKes tahun 2022, Program Studi PPDS-1 Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah FK UGM telah terakreditasi unggul (No Keputusan: 0147/LAM-PTKes/Akr/Spe/II/2022; tanggal 25 Februari 2022). Dengan perolehan akreditasi tersebut, maka Program Studi (PS) telah diakui oleh Lembaga akreditasi nasional dan para pemangku kepentingan untuk menjalankan Pendidikan guna menghasilkan Spesialis Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah di Indonesia.
Perkembangan ilmu dan teknologi dalam bidang ilmu penyakit jantung dan pembuluh darah yang sangat cepat memerlukan strategi untuk pengembangan kurikulum berbasis kompetensi. Sejalan dengan meningkatnya tuntutan pemangku kepentingan untuk disesuaikan dengan tuntutan pelayanan dan kebutuhan masyarakat saat ini, maka perbaikan kurikulum PPDS-1 Jantung dan Pembuluh Darah terus dilakukan. Kurikulum yang saat ini dipakai mengacu pada Standar Nasional Kurikulum yang ditetapkan oleh Kolegium Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah Indonesia.